Sabtu, 11 Maret 2017

fall in love? im not afraid!



Ingatkah ketika kamu merasakan jatuh cinta dengan seseorang untuk yang pertama kalinya? Dengan seseorang yang selama ini kamu kagumi. Seseorang yang diam-diam menempati kekosongan di hatimu, seseorang yang terkadang membuatmu tersenyum bahagia, serta seseorang yang membuat jantungmu berdegup kencang setiap kali mendengar namanya. Pernahkah kamu merasa dunia yang biasa saja seolah-olah tanpa gravitasi ketika seseorang tersebut memanggil namamu? Mengingatnya terus-menerus dan selalu ingin bertemu dengannya bahkan sampai terbawa ke dalam mimpi? Ya seperti itulah ketika orang yang sedang jatuh cinta dan hal itu tak terlepas dari hormon yang dikendalikan otak bernama oksitoksin. Tentu saja semua orang pernah mengalaminya bukan? Sekalipun itu hanyalah cinta yang diam-diam.

Biasanya seseorang yang pertama kalinya jatuh cinta tak lebih dulu memikirkan bagaimana resikonya, menurutku itu adalah hal yang wajar karena rasa penasaran akan hal cinta jauh lebih besar dibanding rasa takutnya. Namun bagaimana jika kamu sudah mengalami patah hati, dikecewakan, atau sejenisnya? Kamu akan sadar, bumi tak hanya ada cerahnya matahari akan ada hadirnya mendung dan hujan membasahi begitu pula tak ada cinta yang hanya akan jatuh cinta melainkan akan ada saatnya patah hati mengahampiri. Setelah mengalaminya, apakah kamu akan takut bila jatuh cinta kembali? Menurutku tak perlu lah kamu takut dengan cinta, hanya saja lebih hati-hati memilihnya dan bagaimana kamu mengobatinya. Aku percaya dengan salah satu obat yang paling manjur ketika patah hati yaitu jatuh cinta kembali, dengan begitu hatimu yang sudah terpecah dapat disatukan dengan pecahan hati yang lain. Dan bagaimana jika patah hati kembali? Lagi dan lagi hingga hatimu tercompang-camping? Jawabannya tetap sama yaitu jatuh cinta lagi, lagi dan sekali lagi sampai kamu menemukan seseorang yang apabila kamu merasakan patah hati olehnya, kamu merasa bahwa patah hati tersebut bukanlah sebuah penderitaan melainkan bagian dari rasa cinta itu sendiri.

Berikut ada salah satu puisi favoritku oleh salah seorang penyair ternama yang mungkin saja kamu pernah mendengarnya, puisi tersebut bisa menginspirasi bagaimana caramu mencintai seseorang

I want

I want to love you simply
In words not spoken:
Tinder to the flame which transforms it to ash

I want to love you simply
In signs not expressed:
Clouds to the rain which make them evanesce

(Sapardi Djoko Damono, 1989)