Ingatkah
ketika kamu merasakan jatuh cinta dengan seseorang untuk yang pertama kalinya? Dengan
seseorang yang selama ini kamu kagumi. Seseorang yang diam-diam menempati
kekosongan di hatimu, seseorang yang terkadang membuatmu tersenyum bahagia,
serta seseorang yang membuat jantungmu berdegup kencang setiap kali mendengar
namanya. Pernahkah kamu merasa dunia yang biasa saja seolah-olah tanpa
gravitasi ketika seseorang tersebut memanggil namamu? Mengingatnya terus-menerus
dan selalu ingin bertemu dengannya bahkan sampai terbawa ke dalam mimpi? Ya seperti
itulah ketika orang yang sedang jatuh cinta dan hal itu tak terlepas dari hormon
yang dikendalikan otak bernama oksitoksin. Tentu saja semua orang pernah
mengalaminya bukan? Sekalipun itu hanyalah cinta yang diam-diam.
Biasanya
seseorang yang pertama kalinya jatuh cinta tak lebih dulu memikirkan bagaimana resikonya,
menurutku itu adalah hal yang wajar karena rasa penasaran akan hal cinta jauh
lebih besar dibanding rasa takutnya. Namun bagaimana jika kamu sudah mengalami
patah hati, dikecewakan, atau sejenisnya? Kamu akan sadar, bumi tak hanya ada cerahnya
matahari akan ada hadirnya mendung dan hujan membasahi begitu pula tak ada cinta
yang hanya akan jatuh cinta melainkan akan ada saatnya patah hati mengahampiri.
Setelah mengalaminya, apakah kamu akan takut bila jatuh cinta kembali? Menurutku
tak perlu lah kamu takut dengan cinta, hanya saja lebih hati-hati memilihnya
dan bagaimana kamu mengobatinya. Aku percaya dengan salah satu obat yang paling
manjur ketika patah hati yaitu jatuh cinta kembali, dengan begitu hatimu yang
sudah terpecah dapat disatukan dengan pecahan hati yang lain. Dan bagaimana
jika patah hati kembali? Lagi dan lagi hingga hatimu tercompang-camping? Jawabannya
tetap sama yaitu jatuh cinta lagi, lagi dan sekali lagi sampai kamu menemukan
seseorang yang apabila kamu merasakan patah hati olehnya, kamu merasa bahwa
patah hati tersebut bukanlah sebuah penderitaan melainkan bagian dari rasa
cinta itu sendiri.
Berikut
ada salah satu puisi favoritku oleh salah seorang penyair ternama yang mungkin
saja kamu pernah mendengarnya, puisi tersebut bisa menginspirasi bagaimana
caramu mencintai seseorang
I want
I
want to love you simply
In
words not spoken:
Tinder
to the flame which transforms it to ash
I
want to love you simply
In
signs not expressed:
Clouds
to the rain which make them evanesce
(Sapardi
Djoko Damono, 1989)